SELAMAT DATANG DI BANYUMAS

NIKMATI wisata dan liburan anda di Banyumas bUat pengalaman hidup anda lebih menarik di Banyumas.

HOTEL DAN PENGINAPAN

HOTEL DAN PENGINAPAN TERSEBAR DI WILAYAH BANYUMAS .

KULINER DI BANYUMAS

TERSEDIA BERBAGAI MAKANAN TRADISIONAL NUSANTARA DAN INTERNASIONAL.

MODA TRANSPORTASI DAN BIRO PERJALANAN WISATA

Transportasi dan Biro Perjalanan Wisata tersedia mencukupi di Banyumas.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 06 Juli 2012

Masjid Saka Tunggal Cikakak Wangon


Masjid Saka Tunggal terletak di desa Cikakak kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, provinsi Jawa Tengah atau 30 KM kearah barat dari kota Purwokerto . Masjid ini dibangun pada tahun 1288 seperti yang tertulis pada Saka Guru (Tiang Utama) masjid ini. Namun, tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini, yaitu Kyai Mustolih. Tetapi kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu.

Nama resmi masjid ini adalah masjid Saka Tunggal Baitussalam,  tapi lebih populer dengan nama masjid saka tunggal karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal). Sakatunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid, saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak seperti sebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.
Masjid saka tunggal berukuran 12 x 18 meter ini menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup
sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288 M, 2 abad sebelum Wali Songo. Sekaligus menjadikan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia.
Lokasi

Ditengah suasana pedesaan Jawa yang begitu kental Suasana pedesaan sangat kental. Di kawasan masjid yang dipenuhi dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Bangunan masjid juga sangat unik, beratapkan ijuk serta sebagian dindingnya dari anyaman bambu.
Sejarah Masjid Saka Tunggal
Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena memang hanya memiliki satu pilar utama penyangga. Disekitar masjidterdapat makam seorang penyebar agam Islam yang bernama Kyai Mustolih. Berdasarkan ceritera nara sumber yaitu KGPH Dipo Kusumo dari Keraton Surakarta Hadiningrat dan Drs. Suwedi Montana , seorang peneliti Arkeologi Islam dari Puslit Arkenas Jakarta pada tanggal 29 Januari 2002 dijelaskan sebagai berikut :
Sunan Panggung adalah salah seorang dari kelompok Wali sanga yang merupakan murid Syech Siti Jenar. Sunan Panggung meninggal pada masa pemerintahan Sultan Trenggono di Demak Bintoro antara tahun 1546-1548 M. Menurut Serat Cabolek, Sunan Panggung dihukum dengan cara dibakar atas kesalahannya menentang suatu syariat. Namun demikian dalam hukumannya tersebut ia tidak mati, bahkan saat pada saat itu mampu menulis suluk yang kemudian dikenal dengan sebutan Suluk Malangsumirang.
Sunan Panggung menurunkan anak bernama Pengeran Halas. Pangeran Halas menurunkan Tumenggung Perampilan. Tumenggung Perampilan menurunkan Kyai Cikakak. Kyai Cikakak menurunkan Resayuda. Kyai Resayuda menurunkan Ngabehi Handaraka, dan Ngabehi Handaraka menurunkan Mas Ayu Tejawati, Istri Amangkurat IV, yang menurunkan Hamengkubuwana, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kyai Cikakak yang merupakan keturunan ketiga Sunan Panggung tidak diketahui nama aslinya. Nama Kyai Cikakak diperkirakan merupakan sebutan, karena ia bertempat tinggal di Desa Cikakak. Di Desa inilah Kyai Cikakak mendirikan sebuah masjid dengan keunikan tersendiri, yaitu dengan tiang utama tunggal ( saka tunggal ) yang masih lestari hingga saat ini.
Masjid saka Tunggal di bangun di tempat suci Agama Kuno ( agama yang berkembang sebelum masuknya agama Hindu Budha ) yang dapat dibuktikan di sekitar masjid terdapat sebuah batu menhir yang merupakan tempat untuk kegiatan ritual : agama kuno, dibangun pada tahun 1522 M. Di sekitar tempat ini terdapat hutan pinus dan hutan besar lainnya yang di huni oleh ratusan ekor kera yang jinak dan bersahabat, seperti di Sangeh Bali.
Saat ini Masjid Saka Tunggal belum kehilangan sama sekali wajah aslinya. Bedanya, gebyok kayu dan gedek bambu yang semula menjadi dinding masjid ini telah diganti dengan tembok.
Salah satu tampilan asli masjid ini yang belum hilang adalah saka tunggal di tengah-tengah bangunan masjid. Sakatunggal tersebut dibuat dari galih kayu jati berukir motif bunga warna-warni.Di bagian pangkal berdiameter sekitar 35 sentimeter. Saka ini berdiri hingga di atas wuwungan yang berbentuk limas, seperti wuwungan pada Masjid Agung Demak. Salah satu keunikan lain Saka Tunggal adalah keberadaan empat helai sayap dari kayu di tengah saka. Menurut Sopani sang Juru pelihara Masjid Saka Tunggal tersebut, empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan papat kiblat lima pancer, atau empat mata angin dan satu pusat. Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang empat. Mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harus seimbang. Jangan terlalu banyak air bila tak ingin tenggelam, jangan banyak angin bila tak mau masuk angin, jangan terlalu bermain api bila tak mau terbakar, dan jangan terlalu memuja bumi bila tak ingin jatuh. Hidup itu harus seimbang, kata Sopani. (source:banyumaskab.go.id)
Tradisi Unik Masjid Saka Tunggal, Banyumas

Zikir seperti melantunkan kidung jawa Keunikan masjid saka tunggal Banyumas, benar benar terasa di hari Jum’at. Selama menunggu waktu sholat jum’at dan setelah sholat jum’at, Jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan bershalawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa. Dengan bahasa campuran Arab dan Jawa, tradisi ini disebut tradisi ura ura.
Pakaian Imam dan muazin
Imam masjid tidak menggunakan penutup kepala yang lazimnya digunakan di Indonesia yang biasanya menggunakan peci, kopiyah, tapi menggunakan udeng/pengikat kepala. khutbah jumat disampaikan seperti melantunkan sebuah kidung,
Empat muazin sekaligus
Empat orang muazim berpakaian sama dengan imam, menggunakan baju lengan panjang warna putih, menggunakan udeng bermotif batik, dan ke empat muazin tersebut mengumandangkan adzan secara bersamaan.
Semuanya dilakukan berjama’ah
Uniknya lagi, seluruh rangkaian sholat jumat dilakukan secara berjamaah, mulai dari shalat tahiyatul masjid, kobliah juma’at, shalat Jumat, ba’diah jum’at, shalat zuhur, hingga ba’diah zuhur. Semuanya dilakukan secara berjamaah.
Tanpa Pengeras Suara
Masjid Saka Tunggal Baitussalam hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.
Ritual Ganti Jaro, Masjid Saka Tunggal
Adalah ritual mengganti pagar bambu keliling masjid saka tunggal. Ritual ini diikuti oleh seluruh warga desa Cikakak. Dalam ritual yang mereka sebut ganti Jaro Rajapine. Saat membuat pagar ada beberapa pantangan yang harus ditaati. Mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki. Sehingga yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul. Karena melibatkan ratusan warga, hanya dalam waktu 2 jam pagar sepanjang 300 meter ini selesai.
Selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ganti Jaro Rajab ini bagi warga di sini dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat dari diri manusia. Pagar bambu ini selain mengelilingi Masjid Saka Tunggal juga makam Nyai Toleh. Seorang penyebar agama di Banyumas. Sejumlah utusan dari kraton Surakarta dan Ngayogjogkarta Hadiningrat ikut ambil bagian dalam acara ini dengan memanjatkan doa di makam, sebagai rasa syukur.
Ritual ganti Jaro Rajab ini kemudian diakhiri dengan prosesi arak arakan 5 gulungan yang berisi nasi tumpeng ini kemudian diperebutkan warga karena dipercaya bisa memberikan berkah.
Arsitektur Masjid Saka Tunggal, Banyumas
Salah satu keunikan Saka Tunggal adalah empat helai sayap dari kayu di tengah saka. Empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan ”papat kiblat lima pancer”, atau empat mata angin dan satu pusat. Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin, air, dan bumi. Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus. Jangan bengkok, jangan nakal, jangan berbohong. Kalau bengkok, maka bukan lagi manusia.
Empat mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harus seimbang. Jangan terlalu banyak air bila tak ingin tenggelam, jangan banyak angin bila tak mau masuk angin, jangan terlalu bermain api bila tak mau terbakar, dan jangan terlalu memuja bumi bila tak ingin jatuh. ”Hidup itu harus seimbang,”
Papat kiblat lima pancer ini sama dengan empat nafsu yang ada dalam manusia. Empat nafsu yang dalam terminologi Islam-Jawa sering dirinci dengan istilah aluamah, mutmainah, sopiah, dan amarah. Empat nafsu yang selalu bertarung dan memengaruhi watak manusia.
Keaslian yang masih terpelihara adalah ornamen di ruang utama, khususnya di mimbar khotbah dan imaman. Ada dua ukiran di kayu yang bergambar nyala sinar matahari yang mirip lempeng mandala. Gambar seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan kuno era Singasari dan Majapahit.
Kekhasan yang lain adalah atap dari ijuk kelapa berwarna hitam. Atap seperti ini mengingatkan atap bangunan pura zaman Majapahit atau tempat ibadah umat Hindu di Bali. Tempat wudu pun juga masih bernuansa zaman awal didirikan meskipun dindingnya sudah diganti dengan tembok.
Renovasi dan Benda Benda Peninggalan
Sejak tahun 1965 masjid ini sudah dua kali dipugar. Selain dinding tembok, juga diberi dinding anyaman bambu serta lapisan atap seng, Meski sebagian dinding telah direhab dengan tembok, tetapi arsitektur masjid tetap tidak diubah. Sehingga tidak ada perbedaan bentuk yang berarti dari awal berdiri hingga sekarang. Sedangkan tiang dari kayu jati yang menopang bangunan utama masjid dengan ukuran masih terlihat begitu kokoh. Selama ratusan tahun berdiri, warga dan jamaah di Cikakak sama sekali tidak mengganti bangunan utama yang ada di tempat itu, kecuali hanya membangun tembok sekeliling masjid sebagai penopang. Barang lainnya yang sampai sekarang masih tetap rapi dan dipelihara di antaranya adalah bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib dan tempat wudlu.
Status Sebagaimana tertulis dalam papan peringatan di sekitar  masjid, tertulis bahwa, Masjid Saka TunggalBaitussalam, Desa Cikakak, Kabupaten Banyumas merupakan Benda Cagar Budaya/Situs dengan nomor 11-02/Bas/51/TB/04 dan dilindungi undang undang RI No. 5 tahun 1992 dan PP nomor 10 tahun 1993.

Setiap tanggal 27 Rajab di masjid ini diadakan pergantian Jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih,Salah satu tradisi penting dalam masjid Saka Tunggal ini adalah ritual Ganti Jaro Rajab. Ritual ini adalah ritual mengganti pagar bambu yang mengelilingi masjid dan juga mengelilingi makam Nyai Toleh, salah seorang penyebar agama Islam di wilayah Banyumas.
Pada ritual ini, masyarakat sekitar membawa bambu untuk menggantikan bambu lama yang ada di Masjid. Mereka berjalan beriringan menuju masjid, tidak boleh bersuara, tidak memakai alas kaki, hanya sesekali suara bambu terdengar karena dibawa bersamaan. Hingga sampailah mereka ke pagar lama, mencabuti pagar tersebut, dan menggantinya dengan yang baru.
Mirip dengan tradisi keraton, pada upacara ini juga ada gunungan yang berupa nasi tumpeng dan lauk pauknya. Gunungan ini pada akhir upacara menjadi rebutan masyarakat karena dipercaya membawa berkah bagi masyarakat sekitar.
Ritual ini diadakan selain sebagai rasa syukur, juga memupuk kebersamaan dan kegotongroyongan di antara masyarakat. Diyakini juga, ritual ini juga menghilangkan berbagai sifat jahat dan jelek dalam diri manusia. Sayang, saat saya berkunjung, ritual Ganti Jaro Rojab ini sedang tidak dilaksanakan. Saya hanya mendapatkan cerita dari pengelola masjid ini.. Masjid yang berjarak ± 5 km dari Ajibarang kearah Selatan,maka bagi yang lewat antara Ajibarang dan Wangon maka silahkan mampir dan nikmati nuansa keriligiusannya. Masjid ini disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).

Selasa, 26 Juni 2012

Wahana Air Dreamland Ajibarang


Wahana Air Dreamland Ajibarang

Objek wisata Dreamland Pancasan Ajibarang. Objek wisata Dreamland terletak di desa Pancasan kecamatan Ajibarang, kota Purwokerto kabupaten Banyumas (sebelah barat kecamatan Purwojati sebelah utara kecamatan wangon ). Saat ini Dreamland merupakan objek wisata kolam renang (waterboom) terbesar di kota Purwokerto. Pesona alamnya yang indah dan menawan mampu menyedot banyak pengunjung dari berbagai belahan kota. Letak kolam renang yang dibuat dengan konsep terasering (bertingkat) menambah keindahan yang tersaji di tempat wisata air tersebut. Terdapat juga taman reptil dan unggas yang terletak di susunan terasering bagian paling atas.

Dreamland adalah tempat yang strategis untuk melepas penat yang dikelilingi perbukitan dan danau buatan nan indah menawan. Hanya dengan bermodal tiket sebesar Rp 15.000,- pengunjung  pada hari libur dan 6.000,- pada hari biasa dapat menikmati wahana air ala Dreamland dan juga wahana lain seperti taman reptile, kolam ikan, taman unggas serta kolam arus. Dengan menambahkan kocek sebesar Rp 75.000,- pengunjung bisa menikmati olahraga ekstrim air seprti jetsky dan ada juga wahana outbond lain yang turut mendukung kelengkapan objek wisata air Dreamland seperti perahu naga dan flying fox.
Bagi pengunjung berkeluarga mapun para muda mudi sangat cocok untuk menghilangkan lelah dan mencari kesenangan dan termasuk hiburan murah dengan fasilitas yang sangat baik
Saat ini sarana paling mudah untuk para guru maupun guru ngaji mengajak anak didiknya bertamasya ke wahana Dreamland tersebut , disamping untuk rekreasi tapi juga bisa mengajarkan anak untuk berenang

Dream land park selain menjadi salah satu tempat wisata hiburan yang komplit dan bermanfaat bagi masyarakat juga memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja yang signifikan di Kabupaten Banyumas,khususnya masyarakat Desa Pancasan, Kecamatan Ajibarang.

Minggu, 10 Juni 2012

Porprop Jawa Tengah Di Banyumas Sarana Visit Banyumas dan Jawa Tengah


Persiapan Banyumas dalam Menghadapi PORProp Jawa Tengah
Pemkab Banyumas siap untuk menyelenggarakan Pekan Olah Raga Propinsi (PORPROP) 2013, di Porprop tersebut akan dipertandingkan  39 Cabag Olahraga (Cabor). Ketua KONI Banyumas, SUkardi mengatakan sebetulnya semula hanya ada 38 cabor yang dipertandingangkan tapi ada daerah minta penambahan cabang, dan pertandingan tersebut di pertandingkan di tempat lain yaitu Purbalingga dan Cilacap.
Persiapan Pemkab hanya menganggarkan untuk Porprop sebesar 14,6 miiiar masih kalah dengan anggaran untuk kontingen Banyumas yang mencapai 17 miliar termasuk bonus pemain sebesar 6 miliar.
Target awal KONI Banyumas, adalah juara umum tapi karena terkendala dana maka target diturunkan agar  masuk menjadi peringkat 3 terbesar. 
Porprop Jawa Tengah di Banyumas ini di jadikan ajang Visit Banyumas guna mendukung Visit Jawa Tengah tahun 2013, sehingga diharapkan wisatawan bisa berdatangan ke Banyumas dan sekitarnya untuk menikmati keindahan alam, makanan dan budaya d Banyumas.

Rabu, 30 Mei 2012

Pidato Presiden : 5 Langkah Gerakan Penghematan Energi Nasional tahun 2012

Pidato Presiden : 5 Langkah Gerakan Penghematan Energi Nasional tahun 2012
Pidato Presiden mengenai Gerakan Penghematan Energi Nasional beberapa kali ditunda akhirnya malam ini (selasa, 29 Mei 2012) jadi dilaksanakan. pidato presiden kali bertema ” Gerakan Penghematan Energi Nasional tahun 2012″
Dari Pidato Presiden Susil Bambang Yudoyono menyampaikan 5 langkah penting mengenai penghematan energi nasional.
Dari Pidato Presiden dititikberatkan akan mengambil langkah-langkah penting yaitu
  •  Mencegah Devisit Anggaran
  • Melakukan Penghematan BBM
Langkah-langkah gerakan penghematan Energi Nasional tahun 2012 tersebut yaitu
  1.  Pengendalian distribusi di SPBU
  2. Pelarangan Kendaraan Pemerintah memakai BBM bersubsidi
  3. Pelarangan BBM Bersubsidi untuk perkebunan , pertambangan dan industri
  4. Konversi BBM ke BBG khususnya transportasi
  5. Penghematan Listrik dan Air serta penerangan di jalan-jalan
Kebijakan lainnya adalah untuk meningkatkan pipa gas dan pencairan LNG di nusantara serta membangun perusahan eksploasi Gas Bumi dan mengembangkan energi lainnya (energi air, cahaya, biogas dll) sebagai pengganti pemakaian BBM.
Dari pidato Presiden bolak-balik hanya mengeluh mengenai subsidi kepada rakyat tapi subsidi ke pemilik Bank yang di rekap masih berjalan tidak dipersoalkan, padahal mereka menghabiskan trilyunan rupiah per tahunnya, harusnya hal ini merupakan langkah pertama untuk mengurangi Devisit Anggaran. Anggaran tersebut bisa digunakan untuk pendidikan pemudakesehatan masyarakatKesejahteraan Masyarakat, bantuan modal UKM atau usaha mikro rakyat,  dll
 Jangan Rakyat yang hanya menjadi alasan atas beban subsidi, tugas pemerintah adalah mengurus rakyat kecil bukan mengeluh atas beban subsidi pada yang ada.




Senin, 28 Mei 2012

Visit Banyumas Year 2013 Untuk Mendukung Pemprov Jawa Tengah




Sudah saatnya Banyumas untuk membenahi sektor pariwisatanya, lebih – lebih tahun 2013 adalah merupakan program ” VISIT PROPINSI JAWA TENGAH YEAR 2012″ jadi sudah selayaknya Pemda Banyumas juga ikut dengan sungguh-sungguh menggerakkan sektor pariwisatanya
Untuk membangun kepariwisataan tentunya tidak dapat dilakukan secara terpisah dan menyendiri. Kebersamaan dan persatuan antara pengelola obyek di banyak tempat dan warga sekita obyek wisata tersebut tentunya dapat mendorong promosi bersama yang akan mendatangkan hasil yang lebih baik. Untuk meningkatkan daya tarik wisata, pemerintah provinsi melakukan beberapa tahapan pembenahan yaitu :
1. Menyiapkan SDM yang handal baik untuk promosi maupun para guide dengan melalui
pendidikan pelatihan yang memadai, Pemda Banyumas harus turun tangan
2.    Meningkatkan kualitas dan jenis atraksi wisata.
3.    Pembenahan dan pemeliharaan aksesibilitas
4.    Pembenahan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan. termasuk juga
menciptakan keunggulan lokal Banyumas  (makanan dan kerajinan)
5.    Menciptakan berbagai aktivitas di lingkungan daerah Tujuan Wisata
6.    Kampanye Sadar Wisata  untuk membangun masyarakat sadar wisata.